Kisah Nyata Kesetiaan Seekor Anjing

Selasa, 14 September 2010

Menjelang sore tadi, ade gw setel DVD. . Ga biasanya gw mau ikut ade gw nonton DVD karena setau gw biasanya dia cuma sewa2 film yang kaya "The Lord Of The Ring" atau semacamnya, gw tertarik karena waktu gw liat film itu ada kisah tentang seekor anjing. Gw tonton ber-4, di ruang tamu ada gw, sahabat gw dari kecil yang sengaja berkunjung untuk silaturahmi sama keluarga gw, lalu di ruang TV ada 2 adik gw. Semakin lama gw semakin tertarik dan kagum sama kisah yang ada di film itu, ternyata film itu emang bener-bener film yang top abis. Asik gw nonton, sampe ga kerasa mata gw berkaca-kaca karena liat kisahnya. Tapi gw tahan supaya air mata gw ga sampe netes, (iya lah bisa malu gw. .). Mungkin sebagian dari kalian udah ada yang pernah liat tu film, tapi buat yang belum gw bakal ceritain garis besar tu film yang ternyata ini adalah kisah nyata dari Jepang.


Ini Judul Filmnya
Film yang dibintangi oleh Richard Gere ( Mr. Parker ) ini memang diambil dari sebuah kisah nyata di jepang, dimana anjing ini lahir di Odate (sebuah kota di jepang) pada tahun 1923. Nama majikannya pada saat itu adalah Dr. Eisaburo Ueno, Seorang Profesor di Universitas Tokyo. 2 Tahun kemudian Profesor ini meninggal (di dalam Film di ceritakan Profesor meninggal saat sedang mengajar mahasiswanya di kelas setelah bermain piano), sehari setelah pemakaman, Hachiko kembali ke stasiun kereta api tempat dimana mereka pertama kali bertemu dan selama 9 tahun menunggu profesor pulang dari mengajar di kampus (Hachiko mempunyai kebiasaan menjemput si Profesor di stasiun tepat pukul 16.55. Sampai akhirnya pada bulan Maret 1934 Hachiko mati hingga berdirilah sebuah tugu anjing dengan posisi duduk yang terbuat dari perunggu di depan stasiun kereta Shibuya jepang sebagai penghargaan warga sekitar terhadap kesetiaan sang anjing kepada Profesor.
 Banyak sekali pelajaran dan makna dari kisah film ini, gw semakin paham dan yakin akan apa arti dari kesetiaan (hewan seperti anjing aja bisa setia sama majikannya masa kita manusia ga bisa setia sama pasangannya?????). berawal dari kedatangan Mr. Parker dari luar negeri, lalu pulan ke rumahnya dengan menggunakan kereta api. Dan di satu sisi Hachiko yang sebenarnya di siapkan untuk dikirimkan ke salah satu kota ini terlepas dari kandangnya. (udah takdir ketemu Mr. Parker kali ya?). Waktu Mr. Parker (Profesor) ini terlima telp dari istrinya, berpapasan lah si Hachiko sama si Profesor ini. Dibawa pulang lah si Hachiko ini, tapi istrinya ga setuju dan ga suka dengan kehadiran Hachiko di rumahnya (awalnya). Meskipun anak perempuannya nyoba ngerayu si Mrs. Profesor ini tapi tetep ga di ijinin, akhirnya Profesor coba untuk ngasihin dia ke siapa aja yang mau. Tapi ga ada yang mau terima Hachiko, sampe akhirnya dia ketemu sama partner kerjanya (aduh gw lupa namanya, yang jelas sipit alias orang jepang kayanya) nahh dari sinilah asal nama Hachiko/Hachi, karena di kalungnya ada lambang dengan tulisan jepang yang menurut temen si Profesor itu adalah Hachi. Menurutnya Hachi artinya adalah 8, simbol surga dan kembali lagi ke bumi atau apa lah kata dia tu.

Nah ini Temen si Profesor
 Pas pulang kerumah, istri si Profesor tanya kenapa tu anjing masih di bawa-bawa? Si profesor jawab, kaga ada yang mau mungkin emang udah takdirnye kali jadi milik kite (tapi di film pake bahasa inggris). Gw lupa, waktu Profesor mau kasihin tu si Hachiko, dia bawa selebaran kehilangan. Maksudnya ngasih tau kalo ada yang keilangan anak anjing, hubungi si Profesor ajj. Besoknya si Profesr melatih si Hachiko ni buat nangkep bola, Profesor Melempar bola, nah si Hachiko nangkep tapi pake gigi. Dasarnya Hachiko kecil ude jail yee, di ajarin ampe berapa kali juga kaga mau nangkep pake tu gigi, malah Profesor ampe praktek segala pake giginya Profesor hhahaha. . (Hachiko. . Hachiko. .). Pada saat itu ada yang telp nih ke keluarganya Profesor untuk minta si Hachiko, tapi karena istrinya waktu itu liat Profesor ama anak cewe atu-atunya lagi becanda ama Hachiko dia bilang kalo Hachiko ude di ambil orang. Nah dari sini lah istri si Profesor mau menerima kehadiran Hachiko. .

tuh kan gw bilang juga. .

Hachiko kecil tumbuh menjadi Hachiko dewasa, setiap pagi Hachiko selalu mengantar si Profesor sampai ke stasiun kereta, lalu kembali ke rumah dan menunggu untuk menjemput si Profesor pada pukul 16.55 sorenya di stasiun yang sama. Pernah suatu hari untuk pertama kalinya Profesor ketinggalan kereta api karena Hachiko nyusul sampe ke dalem stasiun (mau kaga mau Profesor anter dia pulang lagi ke rumah, karena waktu itu Hachiko kaga mau di suruh pulang). Saat tiba di stasiun pun Profesor kaget karena Hachiko udah nungguin si Profesor. Kejadian ini berulang setiap hari, sampai seluruh penghuni stasiun hafal siapa Hachiko, sedang apa dan menjemput siapa.


Hachiko menunggu Profesor datang
Singkat cerita, suatu hari saat Profesor akan pergi kerja sudah menjadi kebiasaan untuk menyaoa dan mengajak Hachiko untuk mengantarnya. Tapi hari ini lain, Hachiko menggonggong, dan memberi isyarat supaya Profesor kembali saja dengan memutar-mutarkan badannya. Awalnya Profesor menganggap ada sesuatu yang aneh, namun tidak menghiraukannya begitu juga dengan istrinya. Sampai di depan pintu gerbang, Profesor dan istrinya tetap menganggap bahwa semua baik-baik saja, namun tidak dengan Hachiko. Karena Hachiko mengetahui bahwa pagi itu adalh pertemuan terakhirnya dengan Profesor, dia mengambil sebuah bola kecil yang dulu pernah di mainkannya dengan Profesor. Dia seolah ingin bermain bola itu untuk yang terakhir kalinya dengan Profesor, dia berlari mengejar Profesor yang baru saja tiba di stasiun. Profesor pun terkejut hingga dia pun menyempatkan waktu untuk bermain sebentar dengan Hachiko, di sangat senang bermain bersama Hachi. Namun itu hanya sebentar, Profesor pun beranjak pergi agar tidak ketinggalan kereta. Tetapi Hachi tetap menggonggong untuk menyuruhnya pulang, hachi menggonggong Profesor pun berlalu pergi untuk menaiki kereta. Dan Hachi pun terpaksa kembali pulang.

Hachi Menjemput Profesor

  Belum selesai Profesor mengajar, tiba-tiba dia meninggal di kelas itu. Tanpa di duga dan seperti biasanya, Hachiko menunggu kedatangan Profesor. Dalam benaknya dia bertanya-tanya "kemana Profesor??", merasa ada yang aneh dia pun pulang. Keesokan harinya dia terkejut karena yang menghampiri kandangnya bukanlah si Profesor melainkan anak Gadisnya, sambil memijit (seperti kebiasaan profesor di pagi hari) di berkata "inikah yang biasa ayah lakukan untukmu Hachi?, aku akan belajar mencobanya. Tunggulah, aku akan segera kembali" (dari pemakaman ayahnya/Profesor, sambil menangis sedih). Setelah kembali, Hachi dibawa oleh keluarga Putrinya (karena Mrs. Profesor tidak tinggal bersama putrinya). Hari-hari Hachiko terlihat sedih dan murung, tidak seperti hari-hari sebelumnya. .


Saat Profesor meninggal di kelas
 Saat pintu rumah terbuka, Hachiko pun berlari keluar. Dia berputar ke rumah yang dulu di tempatinya, namun penghuninya sudah lain lagi. Dia teringat akan kenangannya bersama Profesor dan keluarganya bermain di rumah itu, halaman, kandang dan sebagainya. Melihat penghuni yang tidak dia kenal, di berlari melewati jalan-jalan yang pernah di laluinya bersama Profesor saat dia masih ada. Dan berakhir di stasiun tempat dimana dia selalu mengantar dan menjemput Profesor, disana dia disambut oleh warga sekitar dengan ramah, dengan sapaan "Hai Hachi, Selamat sore Hachi". Warga pun heran dan bertanya-tanya bagaimana dia bisa sampai disini, dengan siapa dan untuk apa??. Hachi menjawab semua dengan sikapnya, dia duduk di tempat dimana dia selalu menunggu Profesor, menatap satu demi satu orang-orang yang keluar dari stasiun berharap dia akan menjemput Profesor. Warga sekitar terharu melihat sikap Hachi yang masih setia terhadap majikannya, hingga akhirnya putri sang Profesor menjemputnya. Putri Profesor meyakini bahwa Hachi pasti berada di stasiun untuk menunggu ayahnya, namun Hachi seakan tidak mengerti apa-apa soal itu.

Apapun keadaannya Hachi tetap setia menunggu Profesor

Satu tahun kemudian, teman Profesor membaca sebuah artikel tentang kesetiaan Hachi. Itu membuat hatinya tersentuh dan terharu hingga membuatnya ingin mengunjungi stasiun itu. Dugaannya tidak salah, dia melihat sosok Hachi yang masih setia menanti sang Profesor. Sambil mendekat perlahan dia berkata lirih, "ini sudah satu tahun namun kau tetap setia menantinya, hampir setiap malam aku terbangun di tengah malam untuk memikirkannya, dia tidak akan pernah kembali lagi, tapi jika kau tetap ingin menantinya hiduplah dengan sehat" ucapnya. . Hachi yang telah memutuskan untuk pergi dari rumah Putri Profesor, memilih untuk tinggal dibawah kereta. Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun, dan musim pun berganti. Hachi tetap setia menanti Profesor setiap sore, duduk dan memandangi pintu keluar stasiun, memandangi satu demi satu orang yang keluar. Namun tetap hasilnya nihil, dia tidak menemukan Majikannya.
Sepuluh tahun kemudian, istri Profesor datang mengunjungi makam Profesor. Tidak di sengaja dia bertemu rekan Profesor yang merupakan sahabat setianya. Saat mereka pulang sambil mengobrol, tidak sengaja istri profesor mengalihkan pandangannya ke depan pintu stasiun. Dia melihat sosok anjing yang sedang duduk menatap pintu keluar-masuk pennumpang tersebut, dia menghampiri secara perlahan, semakin dekat dia semakin mempercepat langkahnya seolah mendapatkan sesuatu yang dia tidak duga-duga sebelumnya. Dia melihat Hachi, dia menghampirinya dengan penuh rasa haru, sedih dan bangga karena sampai tahun ke sepuluh setelah kematian suaminya dia masih setia menantinya di depan pintu itu. Dia tak sanggup menahan airmatanya yang menetes keluar, karena yang dia lihat bukanlah Hachi yang dulu dia kenal. Hachi semakin tua, dan itulah yang membuatnya terharu. Di umurnya yang sudah tua dia masih setia menanti majikannya. Istri Profesor berkata lirih "bolehkah aku menemanimu sampai kereta berikutnya Hachi??" dia pun menemani Hachi yang kedinginan sambil terlihat ada warga yang terharu dan meneteskan airmatanya juga.


Saat Hachi ditemui istri Profesor
 Tak pantang menyerah, walau dalam kondisi lapar, haus, panas ataupun dingin, Hachi tetap setia menanti Profesor. Warga yang ada tidak bisa mencegah kemauan Hachi, mereka berpikir bahwa antara Hachi dan Profesor memang sudah memiliki keterikatan batin. Setelah penantiannya selama 10 Tahun, Hachi pun menyusul Profesor. Di tahun ke-10 dia menanti kedatangan Profesor, dia menghembuskan nafas terakhir di tempat dimana dia biasa menanti kedatangan Profesor. Mimpi Hachi setiap malam untuk dapat bertemu dengan Profesor, untuk dapat bercanda dan bermain kembali telah Tuhan wujudkan. Kini dia bermain dengan riang, dan bahagia bersama Profesor di alam sana. Selamat Hachiko, mimpimu kini tlah kau dapati. .

Hachi mati di tempat biasa dia duduk
Hachi dikubur tepat disebelah makam Profesor, dalam pemakaman Hachi hadir banyak orang yang sangat menyayangi, menghargai dan menghormati kesetiaan selama hidup Hachi.

Makam Hachi dekat dengan Makam Profesor

 Sebagai bentuk kebanggaan orang orang yang menyayangi Hachi, maka anjing jenis ini menjadi simbol kesetiaan anjing. Selain dari itu, mereka membuatkan Hachi patung yang terbuat dari perunggu tepat di depan stasiun tempat dia menunggu Profesor. .


Hachiko yang di abadikan dengan patung
Jujur ajj, gw ga puas nonton film ini satu kali. Pulang dari rumah temen gw, gw tonton lagi. Dan ga ada alasan untuk menahan air mata gw yang keluar, memang gw akui ini film bener-bener kerenn. .
Banyak pelajaran yang kita dapatkan kalo kita udah nonton film ini, KESETIAAN benar-benar harus jadi HARGA MATI!! Hewan ajj bisa setia kaya gitu, masa kita kaga?!!! It's a nice story, maybe kaya gw yang masih setia nungguin seseorang. .
hhahaha. . .
Ambil sisi positif dari cerita ini, ambil kesimpulan dan segeralah bertindak menurut kata hati lo. . Sorri kalo bahasa tulisan dari cerita ini acak-acakan, sengaja gw bikin kaya gitu. . (ya iyalah blog blog gw, suka-suka gw lah hhahaha. .)
NB: Di postingan berikutnya bakal gw kasih cerita originalnya dari Blog temen2 gw. .

0 komentar:

Posting Komentar